Senin, 05 Mei 2014

04. Peran republic Indonesia dalam menangani anak-anak bangsa



Indonesia merupakan penandatanganan Konvensi Hak Anak (KHA) dan World Summit for Children (WSC). Ratifikasi mencakup komitmen negara peserta dalam mewujudkan hak semua anak untuk dilindungi dari eksploitasi dan perlakuan salah serta menangani akar masalah yang mengarah pada situasi tersebut.
Diilhami oleh Tahun Internasional Anak 1979, maka pemerintah menetapkan UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang mengatur permasalahan tentang anak di Indonesia. Akan tetapi, sampai saat ini UU ini belum mempunyai PP (Peraturan Pemerintah) sehingga belum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Disamping usia anak yang dimaksud di dalam UU adalah 21 tahun, ini juga berbeda dengan apa yang tercantum dalam KHA. Definisi anak sendiri memang masih menimbulkan banyak masalah di Indonesia. UU perkawinan No. 1 tahun 1974 menentukan usia kawin untuk perempuan 16 tahun dan laki-laki 19 tahun, UU tenaga kerja menentukan 14 tahun.
UU tentang Kesejahteraan Anak sudah lama berlaku tetapi dinamika permasalahan sebetulnya menuntut berbagai garapan serius. Pada masa lalu kesejahteraan anak hanyalah kegiatan represif seperti anak cacat, yatim piatu, dan sebagainya. Namun sebenarnya populasi seluruh anak menuntut perhatian juga agar anak Indonesia menjadi manusia yang mandiri, agar tidak cacat dalam bentuk lain. Sehingga kebijakan pemerintah dengan Keppres No. 44 tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional yang ditetapkan tiap tanggal 23 Juli, sebetulnya merupakan suatu momentum. Akan tetapi pada akhirnya, kegiatan ini hanya menjelma menjadi sebuah seremonial belaka, karena ketidaksiapan pemerintah dan aparatnya dalam menyikapi masalah anak di Indonesia
Adanya Pokja Pembinaan Anak yang diprakarsai oleh Kantor Menko Kesra sejak tahun 1986 sebenarnya cukup membuat lega, karena hampir semua departemen terkait, LSM terlibat di dalamnya. Akan tetapi harapan tinggal harapan. Adanya Inpres No. 3 tahun 1997 tentang Pengembangan Kualitas Anak juga merupakan upaya yang bagus, walaupun kurang berjalan semestinya.
Upaya yang dikembangkan oleh FK-PPAI (Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia) dalam memprakarsai Dasa Warsa Anak Indonesia terbentuknya Pola Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia untuk 25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta Citra Anak Indonesia yang kemudian diadopsi oleh Pemerintah dalam GBHN 1993. Sehingga sebetulnya secara serius pemerintah baru tahun 1993 dalam menangani masalah anak. Tindak lanjut kebijakan tersebut, maka pemerintah membuat Program Pembinaan Anak dan Remaja di pedesaan dengan dana sebesar Rp. 500.000 yang diolah bersama antara Bappenas.
FK-PPAI dan Kantor Menko Kesra, diharapkan dapat mendorong terwujudnya gerakan terpadu tentang pembinaan anak sampai ke desa-desa. Namun karena ketidakpastian aparat pemerintah di desa-desa dalam membuat programnya, sehingga kurang dapat mengena pada sasarannya. Upaya UNICEF lewat program KHPPIA (Kelangsungan Hidup Pembinaan dan Pengembangan Ibu dan Anak) bekerjasama dengan Ditjen Bangda Depdagri di beberapa propinsi cukup memberi nuansa, walaupun pada akhirnya aparat pemerintah lagi-lagi hanya menganggapnya sebagai suatu proyek belaka.
Di bidang hukum, persetujuan terhadap UU Pengadilan Anak No. 3 tahun 1996 adalah suatu upaya lain dalam menyikapi masalah anak dalam konflik dengan hukum. Pembentukan Lembaga Perlindungan Anak yang disponsori oleh Depsos dan UNICEF merupakan nuansa baru dalam pelaksanaannya. Namun leading sektor pemerintah yang kurang tepat, sehingga dalam pelaksanaannya di daerah kurang mendapat dukungan yang semestinya. Akan tetapi adanya lembaga ini tetap bisa dianggap sebagai nilai tambah karena ada wadah yang mengurusi masalah anak dalam kondisi sulit termasuk anak jalanan, pekerja anak, dsb.
Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 pada bulan Desember 1997 adalah suatu langkah maju bagi keseriusan pemerintah akan tetapi menjadi masalah di lain pihak, karena akan meningkatkan jumlah pekerja anak di Indonesia. Usia maksimum anak bekerja yang menurut konvensi tersebut adalah 15 tahun sedangkan pemerintah menetapkan 14 tahun sesuai dengan Permenaker No. 1 tahun 1987 maupun UU Tenaga Kerja No. 25/1997. Ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah pekerja anak terlihat dari jumlah pengawas tenaga kerja yang berjumlah 1.128 pengawas dan 760 pengawas lapangan yang harus memantau 162.000 perusahaan. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa kadang terjadi kerjasama diantara mereka dalam mempekerjakan pekerja anak. Sehingga sanksi hukum dan denda Rp. 100 juta kadang dianggap angin lalu oleh pengusaha.
Di bidang pendidikan adanya UU Pendidikan No. 2 tahun 1989 yang diilhami Konsep Education for All yang dicetuskan oleh UNESCO yang kemudian ditindaklanjuti dengan program WAJAR 9 tahun (Wajib Belajar 9 tahun) guna mengurangi angka buta huruf, aksara dan angka. Akan tetapi UU ini belum mengatur masalah anak yang berada dalam kondisi sulit, hal ini hanya diatur dalam PP No. 2 tahun 1998 tentang UKA (Usaha Kesejahteraan Anak) bagi anak yang mempunyai masalah. Namun hal ini tidak mencakup anak jalanan, pekerja anak dsb.
Penanganan masalah anak jalanan secara serius baru dimulai pemerintah sejak tahun 1996 dengan adanya program UNDP - Depsos dan ADB. Depsos dengan membuat pilot proyek Rumah Singgah di 12 propinsi. Permasalahan tetap timbul karena ternyata aparat Depsos di daerah masih kurang memahami program ini, disamping tidak dapat dipungkiri ada beberapa lembaga yang memang kurang mampu menangani masalah tersebut. Pada akhirnya program inipun terasa hanya sebagai suatu proyek belaka.




Sumber :
http://caturagusriyanto.blogspot.com/2013/06/peran-pemerintah-yang-belum-efektif.html

03. Peran republik Indonesia dalam menangani era teknologi yang semakin hari semakin pesat












Peran republik Indonesia dalam menangani era teknologi yang semakin hari semakin pesat  
BAB III
Perkembangan teknologi yang semakin hari terus berkembang dan semakin canggi yang terjadi pada semua bidang kehidupan. membuat apa yang diperlukan atau dicari dapat dihasilkan secara cepat dan mudah. Tak heran jika banyak hal yang dapat kita pelajari dari perkembangan teknologi ini, jika kita tidak mengikuti secara baik maka kita akan ketinggalan banyak hal dan butu waktu yang harus cepat untuk mengejar ketertinggalan kita terhadap kemajuan teknologi. Dan semakin berkembangnya teknologi membuktikan bahwa manusia mampu untuk selalu menciptakan hal-hal baru yang tak pernah kita bayangkan menjadi sebuah terobosan yang membantuh banyak hal dalam kehidupan manusia.Banyak hal yang dapat kita jumpai dalam kehiudpan sesuai dengan perkembangan teknologi ini. Seperti contoh pada saat kita melakukan transaksi berbelanja pada saat di supermarket kita dapat melakukannya dengan dibantuh oleh kasir, tapi perkembangan kedepannya kita dapat melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan dari orang lain, dalam hal ini yang mengerjaan semua dalah mesin dan komputer yang didalamnya telah dimasukkan program-program yang sangat canggi.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak dampak yang muncul baik secara positif atau pun negatif. Dampak positif yang dapat kita rasakan adalah memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Manusia tidak perlu lagi untuk bersusah payah mengerjakan sesuatu semuanya dapat diatur dan dilakukan oleh komputer . Semua yang dibutuhkan dapat didapati secara praktis dan sebagainya.

Dampak negatif yang kita dapatkan adalah semakin pesatnnya perkembangan teknologi membuat banyak bidang pekerjaan tidak lagi membutuhkan tenaga manusia, semuanya lebih mengutamakan tenaga mesin dan robot, akibatanya banyak pegawai yang di pecat dan penggangguran semakin meningkat. Bukan saja itu manusia malas untuk melakukan pekerjaannya semua diserahkan kepada mesin.
Itulah teknologi yang tak henti-hentinya terus memunculkan terobosan baru dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap kita dalam menyambut perkembangan teknologi ini adalah mengambil hal-hal positif dan terus menerus bekerja dan belajar, jangan hanya bergantung pada mesin dan komputer saja.
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana teknologi telekomunikasi 10 tahun ke depan? Teknologi telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini, dan akan semakin melesat perkembangannya dalam 10 tahun mendatang. Industri-industri telekomunikasi saling berlomba untuk menciptakan alat atau aplikasi canggih untuk memudahkan pekerjaan manusia. Aplikasi telekomunikasi di masa kini dan masa mendatang didominasi oleh penerapan artificial intelligent (kecerdasan buatan), dan teknologi semantic web. Definisi kecerdasan buatan menurut H. A. Simon [1987] adalah “Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas”.
Salah satu bentuk yang ditawarkan oleh artificial intelligence dalam teknologi komunikasi adalah A-Life (Artificial Life). A-life merupakan salah satu studi teknologi komunikasi berbasis Artificial Intelligence yang membahas tentang sistem kehidupan buatan dan prosesnya dalam teknologi komunikasi komputer. Salah satu contohnya adalah dalam game komputer. Contoh game komputer Artificial life adalah The Sims. Pemain dari The Sims dapat menentukan warna kulit, bentuk badan yang diinginkan, sifat/kepribadian yang dapat di-adjust, jenis pekerjaan yang diinginkan secara virtual. Pemainnya juga dapat menentukan bagaimana cara tokoh The Sims-nya bersosialisasi, serta mengatur mood The Sims. Biasanya, pemain akan tenggelam dalam permainan tersebut, terlibat secara mendalam di dunia virtualnya.
Contoh artificial intelligent yang merupakan computer vision  adalah Xbox 360 Kinect Project Natal keluaran Microsoft dimana dalam memainkan game atau aplikasi didalamnya tidak diperlukan alat kendali apapun. Game Xbox 360 Kinect akan mengenali gerak tubuh, suara, menscan benda/objek nyata untuk dipilih dan dimainkan di Xbox 360.  Game Xbox 360 dapat dimainkan serta berinteraksi dengan orang-orang di lokasi berbeda pada saat bersamaan serta dapat menjadi tim atau lawan main dengan pemain di lokasi berbeda. Selain untuk game, Xbox juga terdapat aplikasi untuk memilih dan memutar film, bahkan dapat berinteraksi dengan teman (video conference), serta dapat juga melakukan simulasi pemilihan baju. Mungkin masih banyak aplikasi lain yang ada didalam Xbox 360 Kinect. Sungguh teknologi telekomunikasi yang luar biasa.
Manfaat teknologi untuk masa sekarang
1. Pemasaran Online
Kemajuan teknologi memudahkan para produsen dan distributor dalam memasarkan produk. Mereka tidak harus berkeliling untuk mempromosikan produknya kepada khalayak. Cukup bermodalkan domain dan perangkat daring lainnya, produk sudah dapat diketahui oleh calon konsumen. Sebagai dampaknya, produk akan diketahui tidak sebatas daerah tertentu saja melainkan diketahui oleh orang-orang di lingkar luar yang kemungkinan tidak pernah dijangkau oleh produsen. Selain itu, biaya yang dikeluarkan akan relatif lebih kecil jika dibandingkan memuat iklan di media lain.

2. Transaksi Jarak Jauh
Dengan adanya teknologi, calon konsumen tidak perlu lagi bersusah payah pergi ke toko untuk mencari barang atau jasa yang dibutuhkannya. Ia cukup duduk di tempat dengan menekan tombol-tombol komputer, menggeser tetikus, dan atau mengetuk layar telepon pintar yang dimiliki.
3. Penerimaan Karyawan secara Online
Perusahaan tidak akan berjalan tanpa karyawan. Untuk mendapatkan secara cepat, perusahaan dapat menginformasikannya melalui website. Dengan demikian, informasi kemungkinan besar lebih cepat diketahui calon karyawan dibanding pengumuman pada selembar kertas yang ditempel di papan pengumuman atau ditaruh di pinggir jalan.

4. Bekerja Online
Bekerja tidak harus pontang-panting. Di depan komputer atau gadget, duduk sambil mendengarkan musik alon-alon pun dapat menghasilkan selembar uang. Sebagai contoh, bekerja sebagai internet marketing. Dalam hal ini, seseorang tidak harus memiliki produk sendiri. Ia cukup menjadi re-seller. Hal yang paling dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah kelihaian dan pengetahuan yang cukup di bidang internet. Sebab, ia harus memperkenalkan produk orang lain hingga terjual.

5. Kemudahan Transaksi Perbankan bagi Nasabah
Menarik uang (tabungan) di bank menjadikan suatu hal yang mengesalkan jika harus mengantre berjam-jam. Namun, hal tersebut sudah dapat diatasi hanya dengan memiliki sebuah kartu plastik yang lazim disebut kartu ATM. Nasabah cukup memasukkan kartu ATM dan PIN serta mengetik sejumlah uang dibutuhkan di mesin ATM dan uang pun akan segera diperoleh. Selain itu, kartu ATM juga memudahkan nasabah bank dalam berbelanja. Ia tidak perlu membawa uang ke toko, mall, atau supermarket.

6. Kemudahan dalam Administrasi (Keuangan)
Profesi bendahara atau akuntan membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk membuat laporan keuangan. Seorang akuntan membutuhkan waktu yang lama untuk menghitung deretan angka jika dilakukan secara manual menggunakan kalkulator. Selain waktu yang lama, kadangkala terdapat kekeliruan. Namun, hal tersebut bukan zamannya lagi. Akuntan cukup memasukkan angka-angka ke dalam suatu aplikasi dan laporan keuangan akan terhitung secara otomatis. Di sisi lain, teller di bank tidak mungkin menghitung uang satu-satu lembar. Ia membutuhkan suatu teknologi muktahir untuk menghitung uang secara cepat dan tepat agar nasabah tidak lama mengantre.


Selain contoh di atas, TIK juga memudahkan perbankan dalam melaporkan keuangan, informasi kurs mata uang, dan atau menarik minat calon nasabah baru. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan dapat saling bertukar informasi mengenai saham, obligasi, dan lainnya tanpa harus bertatap muka. Ada banyak manfaat teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi yang pada dasarnya akan menjadikan kegiatan perekonomian lebih efektif dan efisie

Sumber:

02. Peran republic Indonesia dalam hal pertanian negara harus berjalan lancer tanpa eksport import yang janggal



 Peran republic Indonesia dalam hal pertanian negara harus berjalan lancer tanpa eksport import yang janggal

BAB II

Pertanian Indonesia haruslah berjalan,karena akan menghasilkan biaya untuk rakyat Indonesia nanti nya , Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi  faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan (baca : kota). Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan kelembagaan
Berangkat dari kondisi tersebut perlu disusun sebuah kerangka dasar pembangunan pertanian yang kokoh dan tangguh, artinya pembangunan  yang dilakukan harus didukung oleh segenap komponen secara dinamis, ulet, dan mampu mengoptimalkan sumberdaya, modal, tenaga, serta teknologi sekaligus mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pertanian harus berdasarkan asas ‘keberlanjutan’ yakni, mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi (Wibowo, 2004).
Konsep pertanian yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan perencanaan wilayah yang berbasiskan sumberdaya alam yang ada di suatu wilayah tertentu. Konsep perencanaan mempunyai arti penting dalam pembangunan nasional karena perencanaan merupakan suatu proses persiapan secara sistematis dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan tertentu. Perencanaan pembangunan yang mencakup siapa dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki agar pelaksanaan pembangunan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efesien.
Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan.
Untuk memberhasilkan pembangunan ekonomi nasional melalui pengembangan sektor agribisnis, kita perlu menemu-kenali terlebih dahulu kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor agribisnis nasional. Dengan menmu-kenali hal-hal tersebut, kita dapat merumuskan strategi untuk menghadapinya dan mempercepat pembangunan sektor agribisnis dari kondisi saat ini menuju kinerja sektor agribisnis yang diharapkan.
Pengembangan sektor agribisnis di masa depan, khususnya menghadapi era globalisasi, akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik, perubahan lingkungan ekonomi Interansional, baik karena pengaruh lieberalisasi ekonomi maupun karena perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk agribisnis internasional.
Struktur agribisnis, untuk hampir semua komoditi, dewasa ini masih tersekat-sekat. Struktur agribisnis yang tersekat-sekat ini dicirkan oleh beberapa hal yaitu : Pertama, agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri atas beberapa subsistem, yaitu (a) subsistem pertanian hulu, (b) subsistem budidaya pertanian, (c) subsistem pengolahan hasil pertanian, (d) subsistem pemasaran hasil pertanian, dan (e) subsistem jasa penunjang pertanian. Subsistem kedua, sebagian dari subsistem pertama, dan subsistem ketiga merupakan on-farm agribisnis, sedangkan subsistem lainnya merupakan off-farm agribisnis. Kedua, agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan utuh yang komprehensif, sekaligus sebagai suatu konsep untuk dapat menelaah dan menjawab berbagai permasalahan, tantangan, dan kendala yang dihadapi pembangunan pertanian. Agribisnis juga dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai keberhasilan pembangunan pertanian serta pengembangan terhadap pembangunan nasional secara lebih tepat.
Dari berbagai definisi dan batasan konsep agribisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting dan harus ada dalam proses pembangunan agribisnis adalah sebagai barikut : (a) agribisnis merupakan suatu sistem, sehingga semua kegiatan yang terdapat dalam sistem tersebut harus saling terkait dan tidak berdiri sendiri, (b) agribisnis merupakan alternatif bagi pengembangan strategi pembangunan ekonomi, dan (c) agribisnis berorientasi pasar dan perolehan nilai tambah dari suatu komoditas.
Setidaknya ada lima alasan mengapa sektor pertanian atau agribisnis menjadi strategis. Pertama, pertanian merupakan sektor yang menyediakan kebutuhan pangan masyarakat. Kedua, merupakan penyedia bahan baku bagi sektor industri (agroindustri). Ketiga, memberikan kontribusi bagi devisa negara melalui komoditas yang diekspor. Keempat, menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan. Dan kelima, perlu dipertahankan untuk keseimbangan ekosistem (lingkungan).
Ironisnya, meski pertanian dianggap strategis, tapi kondisi petaninya kian termarginalkan. Menurut Sensus Pertanian 2003, jumlah rumah tangga petani gurem (penggarap kurang dari 0,5 ha) adalah 13,7 juta rumah tangga, meningkat 26,85 persen dibanding tahun 1993 yang jumlahnya 10,8 juta rumah tangga. Persentase rumah tangga petani gurem terhadap rumah tangga pertanian pengguna lahan juga meningkat, dari 52,7 persen (1993) menjadi 56,5 persen (2003).
Petani gurem ini mayoritas hidup di bawah garis kemiskinan. Dari 16,6persen rakyat Indonesia yang termasuk kelompok miskin, 60persen-nya adalah kalangan petani gurem. Timbul pertanyaan, jika sektor pertanian sangat penting, mengapa petaninya “dibiarkan” tidak berdaya? Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari kebijakan nasional dalam mengembangkan sektor pertanian (politik pertanian).
Selama ini, logika pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional, di mana pertumbuhan ekonomi menjadi orientasi utama. Konsekuensinya, variabel kelembagaan masyarakat yang bersifat struktural di pedesaan kurang diperhatikan dalam menentukan kebijakan ekonomi pertanian.
Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada lima peran penting dari sektor pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik, penyedia tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri, meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini, peranan sektor pertanian di Indonesia begitu besar dalam mendukung pemenuhan pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Tahun 2003, sektor pertanian mampu memperkerjakan sebanyak 42 juta orang atau 46,26 persen dari penduduk yang bekerja secara keseluruhan.
Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada lima peran penting dari sektor pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi antara lain meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik, penyedia tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri, meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini, peranan sektor pertanian di Indonesia begitu besar dalam mendukung pemenuhan pangan dan memberikan lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Tahun 2003, sektor pertanian mampu memperkerjakan sebanyak 42 juta orang atau 46,26 persen dari penduduk yang bekerja secara keseluruhan.
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.
Dalam jangka panjang, pengembangan lapangan usaha pertanian difokuskan pada produk-produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, seperti pengembangan agroindustri. Salah satu lapangan usaha pertanian yang berorientasi ekspor dan mampu memberikan nilai tambah adalah sektor perekebunan. Nilai PDB sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari tahun  ke tahun. Jika diperhatikan dengan baik, peranan sektor pertanian masih dapat ditingkatkan sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tani di Indonesia.Secara empirik, keunggulan dan peranan pertanian/agribisnis tersebut cukup jelas, yang pertama dilihat hádala peranan penting agribisnis (dalam bentuk sumbangan atau pangsa realtif terhadap nilai tambah industri non-migas dan ekspor non-migas), yang cukup tinggi. Penting pula diperhatikan bahwa pangsa impor agribisnis relatif rendah, yang mana ini berarti bahwa agribisnis dari sisi ekonomi dan neraca ekonomi kurang membebani neraca perdagangan dan pembayaran luar negeri. Sehingga dengan demikian sektor agribisnis merupakan sumber cadangan devisa bagi negara. Diharapkan sektor pertanian mampu menjadi sumber pertumbuhan perekonomian status bangsa, terutama negara-negara berkembang yang perekonomiannya masih 60persen bertumpu pada sektor pertanian.



Sumber :

01. Peran republik Indonesia terhadap warga Negara Indonesia



Peran republik Indonesia terhadap warga Negara Indonesia

 BAB I
1.    
 Peran republic Indonesia dalam Pendidikan yang harus maju untuk bibit indonesia

Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan masa depan seseorang. Tanpa pendidikan, seseorang akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak berkualitas, dia akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak mengenal aturan, seenaknya sendiri, malas dan cenderung memiliki mental yang lemah, tidak memiliki daya juang positif yang akhirnya akan membuat arah hidupnya tidak jelas, tidak terkendali dan dapat terjerumus ke hal-hal negatif, seperti narkoba dan minuman keras yang menyebabkan si pemakai menjadi kecanduan, sehingga apapun caranya akan ditempuh demi mendapatkan narkoba dan minuman keras tersebut.
Untuk mendapatkan narkoba dan minuman keras tersebut tentu saja tidak gratis, ada harga yang harus dibayar. Saat pecandu tersebut mulai kehabisan uang untuk membeli narkoba minuman keras, berbagai cara ditempuhnya untuk memperoleh uang guna membeli narkoba dan minuman, mulai dari menjual barang-barang yang ada di rumah sampai habis dan akhirnya melakukan tindak kejahatan mulai dari mencuri hingga merampok.
 Tanpa pendidikan, manusia akan sangat mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin mencari keuntungan pribadi, mereka sangat mudah menurut perintah dari para provokator yang hendak menghancurkan bangsanya seperti yang marak terjadi sekarang ini adalah terorisme yang banyak melibatkan anak-anak muda karena mereka sangat mudah diprovokasi dan dicuci otaknya. Selain itu, tanpa pendidikan manusia akan sangat kesulitan memperoleh pekerjaan karena tidak memiliki keahlian apapun yang menjadi tuntutan setiap instansi dalam memperoleh pekerjaan.
Menjadi bangsa yang maju dan berkembang adalah impian setiap negara di dunia. Maju dan tidaknya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dengan pendidikan yang matang, suatu bangsa akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak mudah diperbudak oleh pihak lain. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi bangsa yang ingin maju dan berkembang. Peningkatan mutu pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Pendidikan kita peroleh di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
  1. Lingkungan Keluarga
Pendidikan anak yang paling adalah pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan karakter anak dan menjadi kunci utama dalam membentuk pribadi anak menjadi baik. Seorang anak yang dididik oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang akan merasa dihargai dan dibutuhkan, ia pun akan menyayangi keluarganya sehingga akan tercipta kondisi yang saling menghargai dan saling membantu. Kondisi tersebut sangat mendukung perkembangan anak karena orang tualah yang berperan utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam keluarga yang penuh rasa kasih sayang, menjadikan harga diri anak dapat berkembang karena ia merasa dihargai, dicintai, dan diterima sebagai manusia.
Dengan kita dihargai dan dihormati, maka kita juga dapat menghargai orang lain. Keluarga yang menerapkan pendidikan keluarga dapat menghasilkan anak yang memiliki kepribadian baik. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga harus menjadi dasar yang kuat dalam membangun kepribadian seorang anak.
  1. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan pendidikan kedua setelah keluarga. Guru menjadi media pendidik dan sumber informasi bagi anak didik dalam memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Guru berperan memberikan bantuan, motivasi, dan tugas kepada anak untuk melatih kedisiplinan agar anak memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Di lingkungan sekolah lebih menekankan pengajaran tentang kedisiplinan, tanggung jawab, dan ketaatan terhadap aturan-aturan yang berlaku serta norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat sehingga anak dapat menempatkan diri dimanapun dia berada dan bagaimana bersikap yang baik, sopan, dan santun kepada siapapun terlebih kepada orang yang lebih tua.
2.      Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga memiliki peran penting bagi perkembangan anak didik, karena lingkungan masyarakat dapat memberikan gambaran bagaimana hidup bermasyarakat. Anak didik berinteraksi secara langsung dengan masyarakat, sehingga masyarakat dapat menilai anak tersebut apakah dia terdidik atau tidak terdidik.
Dengan pendidikan, dalam diri anak tertanam pengetahuan yang membuat dia bisa menemukan hal-hal baru yang belum pernah ada sebelumnya sehingga dapat memajukan diri sendiri dan dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Selain itu, pendidikan juga dapat menanamkan hal-hal positif sejak dini terhadap anak didik. Melihat kondisi saat ini, anak didik sebagai generasi muda penerus bangsa diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain serta agar tidak mudah diperbudak dan dimanfaatkan oleh pihak lain.
Akan tetapi, hanya berpendidikan saja tidak cukup untuk membangun sebuah pribadi yang berkualitas. Manusia yang berpendidikan tinggi dengan IQ jenius saja tidak menjamin kemajuan bangsanya jika tidak memiliki karakter yang baik, bahkan mungkin saja malah digunakan untuk menghancurkan bangsanya demi keuntungan pribadi. Tanpa membangun pendidikan karakter, seseorang akan tumbuh menjadi seseorang yang mungkin saja pandai, tetapi miskin spiritual dan emosional. Proses pendidikan tanpa disertai pembangunan karakter, hanya sekedar menjadi sarana pelatihan dan asah otak, sedangkan tingkah laku dan moral terabaikan. Pendidikan pada dasarnya bertujuan membantu manusia menjadi cerdas dan pandai serta menjadi manusia yang baik dan bijak. Untuk menjadikan manusia cerdas dan pintar bukanlah hal yang sulit dilakukan, tetapi untuk menjadikan seseorang agar menjadi orang baik dan bijak itu bukan hal yang mudah dilakukan, bahkan dapat dikatakan sangat sulit.
Kualitas moral generasi muda saat ini boleh dikatakan menurun, oleh karena itulah perlu diselenggarakan pendidikan karakter yang meliputi pendidikan moral, pendidikan nilai-nilai kehidupan, religius, dan budi pekerti di setiap institusi pendidikan. Karakter merupakan pola perilaku yang bersifat individual. Menurut Williams & Schnaps (1999), makna dari pendidikan karakter adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh para anggota sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.
Menurut Lickona, ada tujuh alasan bahwa pendidikan karakter harus disampaikan yaitu:
  1. cara terbaik untuk menjamin anak didik memiliki kepribadian baik dalam hidupnya
  2. cara untuk meningkatkan prestasi akademik
  3. sebagian anak didik tidak dapat membentuk karakter yang kuat di tempat lain
  4. mempersiapkan anak didik untuk menghormati orang lain dan hidup di masyarakat
  5. berawal dari permasalahan moral-sosial seperti kekerasan, pelanggaran seksual, ketidaksopanan, ketidakjujuran, dan etos kerja yang rendah
  6. persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja
  7. mengajarkan nilai-nilai budaya
Pendidikan karakter yang diberikan kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa mengarah kepada rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli, adil, dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain, pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang bermoral, berakhlak mulia, berjiwa patriot, tangguh dan kompetitif yang didasarkan oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai etis yang disebut dengan Enam Pilar Pendidikan Karakter, yaitu:
  1. Kepercayaan
Anak didik harus mampu jujur, membangun reputasi yang baik, tidak mencuri, memiliki keberanian untuk melakukan tindakan yang benar, dan patuh.
2. Respek
Mau menghargai orang lain, toleransi terhadap sesama, memiliki sopan santun dimanapun berada.
3. Tanggung jawab
Anak didik harus berani bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan, berpikir sebelum bertindak tentang konsekuensi atas tindakannya, dan disiplin.
4. Keadilan
Berani memberikan pembelaan kepada yang benar, berpikiran terbuka dan tidak asal menyalahkan orang lain, bermain sesuai aturan, mau berbagi dan tidak mengambil keuntungan dari orang lain.
5. Peduli
Membantu orang yang membutuhkan, menunjukkan sikap peduli, memaafkan orang lain.
6.Kewarganegaraan
Menjadi warga negara yang taat terhadap peraturan dan hukum, melindungi lingkungan hidup, melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat serta mau dan mampu bekerjasama.
Pada pilar keenam, disebutkan bahwa kita harus melindungi lingkungan hidup sehingga perlu juga dikenalkan pendidikan lingkungan hidup di kalangan masyarakat karena pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dasar demi peningkatan kesadaran masyarakat berperan aktif dalam melestarikan lingkungan hidup. Jika sebuah bangsa telah memiliki keenam pilar tersebut, dapat dipercaya, jujur, tidak mencuri, dapat menghargai orang lain, mampu bersikap sopan, mau bertanggung jawab atas tindakannya, tidak sembarangan menyalahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, peduli terhadap sesama, membantu orang yang membutuhkan, menjadi warga negara yang baik, bisa bekerjasama dengan orang lain, menaati aturan dan hukum, maka akan terwujud suatu bangsa yang maju dan berkembang serta aman, tentram, damai sejahtera dan niscaya korupsi dan terorisme dapat diberantas.
Pendidikan Ala Indonesia
            Indonesia adalah bangsa yang lekat dengan nilai-nilai historis. Memiliki keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Dianugerahi kekayaan alam yang melimpah. Sebagai Negara yang pernah dijajah, kita patut bangga karena berhasil berjuang bersama melewati masa sulit dan memerdekakan Indonesia. Namun yang harus kita petik dari peristiwa historis tersebut adalah bagaimana sikap yang tertanam pada masa itu. Pantang menyerah, patriotik, pekerja keras, jujur, berbudi pekerti luhur adalah satu dari sekian banyak nilai-nilai historis keindonesiaan yang harus ditanamkan pada dunia pendidikan.
            Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu Negara. Terlepas dari segala permasalahan yang melilit bangsa ini, pendidikan menjadi bidang yang harus mendapat penanganan serius dan berkesinambungan dari semua pihak. Mengemas pendidikan ala Indonesia adalah salah satu langkah solutif yang dapat diambil dalam menjawab permasalahan diatas.
            Dalam penerapannya, pendidikan ala Indonesia tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi lebih mengajarkan nilai historis keindonesiaan yang meliputi wawasan tentang Indonesia itu sendiri, khazanah budaya, sumber daya alam yang dimiliki dan cara mengelolanya, sampai kepada nilai-nilai moral. Hal ini bertujuan agar peserta didik mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukan setelah lepas dari jenjang pendidikan. Bekal nilai-nilai moral yang disuguhkan pendidikan ala Indonesia akan menciptakan generasi-generasi yang jauh dari perbuatan amoral. Tidak hanya itu, pendidikan ala Indonesia akan melahirkan generasi yang memiliki rasa cinta tanah air sehingga dalam setiap langkah kehidupannya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsa dan Negara. 
Dalam implementasinya, pendidikan ala Indonesia harus melibatkan pihak keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga ada sinergitas antar ketiganya. Sehingga langkah awal yang dapat dilakukan adalah menjalin komunikasi yang baik dari ketiga pihak tersebut. Jika semua terealisasi dengan baik maka kemajuan pada dunia pendidikan guna menjadi bangsa berkarakter sudah ada di depan kita.
Pendidikan Adalah Kunci Pembangunan kata-kata ini sangat lah penting untuk rakyat Indonesia,karena sangat lah minim untuk mencapai kepintaran atau ilmu , dari hasil riset mutakhir adalah bahwa institusi memegang peran kunci dalam proses kemajuan bangsa.   Kualitas institusi adalah penentu utama kemajuan bangsa.   Oleh karena itu upaya pembangunan bangsa semestinya memberikan prioritas tertinggi pada pembangunan institusi. 

Kualitas kinerja institusi pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia-manusia yang melaksanakan fungsi institusi itu, terutama dalam sikapnya dan kompetensinya.    Disinilah kita melihat jelas peran sentral pendidikan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

Melalui pendidikan kita dapat menanamkan sikap yang pas dan memberi bekal kompetensi yang diperlukan kepada manusia-manusia yang menjalankan fungsi institusi-institusi yang menentukan kemajuan bangsa.

Disini penting kita bedakan dua sasaran pendidikan.Pertama, membentuk sikap dan kompetensi dasar  yang perlu dimiliki ,oleh setiap warganegara dimana pun mereka berkarya.  Ini merupakan tugas dari Pendidikan Umum atau General Education.Sedangkan sasaran kedua adalah mendidik sikap dan kompetensi khusus yang diperlukan bagi mereka yang bekerja di bidang-bidang tertentu. Ini adalah bidang tugas dari Pendidikan Khusus atau Special Education.   Pendidikan umum membekali anak didik soft skills untuk menjadi manusia dan warganegara yang baik. Pendidikan khusus memberikan hard skills untuk menjadi pekerja yang baik.

Pada hakekatnya Pendidikan Umum wajib diberikan kepada semua anak didik di semua jenjang, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (S1).  Tentu materinya disetiap jenjang disesuaikan dengan umur dan tingkat kematangan anak didik.   

Sedangkan substansi Pendidikan Khusus diberikan sesuai dengan vokasi  atau profesi dipilih oleh siswa atau mahasiswa dalam kariernya nanti.   Materi Pendidikan Khusus diberikan sebagai tambahan  - on top -  materi Pendidikan Umum.  Dalam pendidikan khusus inilah dibangun antara lain kemampuan Iptek manusia Indonesia.

Dalam strategi pendidikan yang utuh, kedua komponen pendidikan ini dirumuskan secara rinci, konsisten, dan seimbang.   Keduanya membentuk kurikulum minimal pada setiap jenjang pendidikan dengan standard yang berlaku, dan diberlakukan  secara nasional.  Tentu ruang untuk muatan lokal harus tetap diberikan sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah dan kelompok masyarakat.  

Inilah yang saya maksud tadi dengan benang merah substansi pendidikan nasional yang perlu kita rumuskan secara lebih jelas dan cermat.

Apabila kita menerima bahwa konsolidasi demokrasi adalah  simpul kritis penentu kemajuan bangsa, maka strategi pendidikan perlu diarahkan sepenuhnya dan secara nyata mendukung sasaran ini.Pintu masuk kita adalah melalui Pendidikan Umum. Substansi Pendidikan Umum harus mencakup semua hal yang diperlukan untuk membekali anak didik agar menjadi pelaku demokrasi yang efektif, yang tahu hak dan tanggungjawabnya, yang mempunyai komitmen untuk mensukseskan proses konsolidasi demokrasi.Apabila ini kita lakukan, kita dapat optimis, risiko-risiko kegagalan demokrasi dalam masa konsolidasi ini dapat diminimalkan Demokrasi kita akan makin mantap dan institusi-institusi ekonomi akan makin efektif, yang selanjutnya akan makin memperkuat demokrasi. Interaksi positif   atau virtuous circle terjadi.

Apa yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan Umum yang memenuhi tuntutan tersebut ?  Ini adalah tantangan bagi para ahli kita untuk merumuskannya.  Disini saya ingin menyampaikan sebuah contoh substansi Pendidikan Umum dari negara lain untuk jenjang perguruan tinggi (S1).Substansi bagi jenjang-jenjang di bawahnya tentu perlu penyesuaian-penyesuaian.Contoh ini dimaksudkan semata sebagai umpan bagi pemikiran mendalam oleh kita sendiri. Kurikulum Pendidikan Umum di Indonesia tentu harus memasukkan kekhasan budaya dan sejarah kita.  
dan untuk tingkat tinggi yaitu mahasiswa ,mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap perubahan penting dan mendasar di negeri ini. Mulai tahun 1908, lahirnya Boedi Oetomo telah melahirkan semangat perjuangan melawan kolonialisme dengan cara yang cerdas. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga tidak lepas dari peran penting mahasiswa, berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan 1945. Hingga berturut-turut sejak tahun 1965 dengan aksti Tritura (tiga tuntutan rakyat) yang meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Pada tahun 1997 dengan gerakan reformasinya, mahasiswa telah mendobrak ketidakadilan sistem politik dan ekonomi. Kesemua hal tersebut, membuktikan bahwa terdapat gerakan penting yang sesunggungnya dimotori oleh peran penting mahasiswa.
Belajar dari rentetan sejarah ini, tentunya menjadi suatu fakta bahwa peran penting mahasiswa tidak pernah bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa jelas merupakan generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan (tingi) secara baik dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainnya. Karena mendapat tempaan pendidikan inilah maka kita senyatanya banyak berharap bahwa stok sumberdaya masa depan yang berkarakter baik (good character) dan kuat banyak di isi oleh kaum muda ini. Di samping yang tidak boleh dilupakan adalah juga hight competency harus dikuasai.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik ini, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing. Sebagai generasi masa depan, kiranya penting pula mempersiapkan mereka dengan berbagai pola pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa positif di kalangan mahasiswa, apalagi di era globalisasi ini. Di tengah percaturan global, maka fungsi karakter menjadi ‘elan vital’ (daya hidup) bagi kemampuan kita berkompetesi dengan negara lain. Tanpa karakter, niscaya generasi masa depan bangsa ini tidak hanya akan terpuruk dalam persaingan global, melainkan akan kian melemahkan masa depan kebangsaan Indonesia.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”
Adapun peran pendidikan bagi masa depan, antara lain ialah :

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa

Sesuai UUD 1945 alenia 4, tujuan utama dari pendidikan ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia agar bisa berpikir positif dalam segala aspek kehidupan, karena dengan pikiran positif, jernih, dan bebas dari pikiran yang hanya menuruti hawa nafsulah yang akan menyelesaikan masalah tanpa membawa masalah lain.

2.      Membentuk akhlak dan pribadi bangsa

Akhlak dan pribadi bangsa tergantung dari bagaimana system pendidikannya. Apabila sistem pendidikannya baik, maka baik pula akhlak  bangsa itu. Sebaliknya apabila buruk sistem pendidikan bangsa itu, buruk pula akhlak dan pribadi bangsa itu. Mungkin kita  sering melihat dalam sekolah-sekolah berbasis Islam, banyak siswa-siswi yang melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Pacaran, mabuk-mabukan, tawuran dan sebagainya.  Itu menandakan bahwa sekolah walaupun berbasis Islam sekalipun bisa saja kurang dari yang diharapkan. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam menentukan sekolah yang baik, karena lingkungan yang baik akan membentuk diri yang baik pula.

3.      Belajar dari masa lampau

Kita telah terjajah 3,5 abad karena persatuan dan kesatuan kita masihlah sangat kurang. Nah, tujuan pendidikan ialah agar kita belajar dari masa lampau dan kita tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kita pasti tidak ingin terjajah lagi seperti pada zaman dahulu, zaman dimana kita diperlakukan lebih buruk daripada binatang. Zaman dimana nyawa sama sekali tak berguna dihadapan bangsa penjajah. Zaman dimana leluhur kita diadu domba, yang mengakibatkan banyak kerugian di kedua pihak yang diadu domba. Dengan belajar dar masa lampau, kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi dan tidak mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya.

4.      Menjadikan pemuda sebagai pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung jawab

 Pemuda memiliki keistimewaan daripada tingkatan usia manusia yang lain. Pemuda memiliki ketajaman ingatan yang tajam, mudah bersosialisasi, kemudahan untuk berpikir dan memunculkan ide-ide, suara yang lantang, mental dan jasmani yang sehat dan kuat, walaupun untuk usia remaja emosi masih tergolong labil, kecuali beberapa diantara mereka. Dengan labilnya emosi, pemuda mudah terjerumus untuk berbuat yang menyimpang dari tatanan nilai dan norma dalam masyarakat. Maka, pendidikan sebagai proses pembudayaan nilai dan norma terhadap peserta didik berperan sangat penting dalam mengatasi problema kenakalan remaja yang telah merajalela di masyarakat luas. Dengan pendidikan yang berkualitas, tecetaklah para pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung jawab, yang akan membawa perubahan bangsa ini menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

5.      Memberantas kemiskinan dan pengangguran

Terutama pada sekolah yang mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan siswa. Zaman semakin maju dan berkembang pesat, tantangan yang dihadapi pun semakin sulit dan rumit. Jika tidak ada keterampilan atau life skill yang memadai. Kita akan terus tertinggal jauh di belakang. Dengan adanya sarana prasarana pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita dapat mengikuti perkembangan iptek yang ada. Tidak mesti harus disekolah, bisa dikursus, di perpustakaan kota, ataupun kita bisa browsing di internet jika kita mempunyai fasilitas internet di rumah kita. Dengan berhasilnya kita dalam suatu pendidikan, baik itu di sekolah, di kursus ataupun di majlis ilmu yang lain, kita mempunyai bekal untuk bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan khususnya mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dan kemiskinan dan pengangguran berkurang seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.



Sumber :