Peran republik Indonesia terhadap warga Negara Indonesia
BAB I
1.
Peran republic Indonesia dalam Pendidikan yang harus
maju untuk bibit indonesia
Memperoleh pendidikan
merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup dan masa depan seseorang. Tanpa pendidikan,
seseorang akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak berkualitas, dia akan tumbuh
menjadi seseorang yang tidak mengenal aturan, seenaknya sendiri, malas dan
cenderung memiliki mental yang lemah, tidak memiliki daya juang positif yang
akhirnya akan membuat arah hidupnya tidak jelas, tidak terkendali dan dapat
terjerumus ke hal-hal negatif, seperti narkoba dan minuman keras yang
menyebabkan si pemakai menjadi kecanduan, sehingga apapun caranya akan ditempuh
demi mendapatkan narkoba dan minuman keras tersebut.
Untuk mendapatkan narkoba
dan minuman keras tersebut tentu saja tidak gratis, ada harga yang harus
dibayar. Saat pecandu tersebut mulai kehabisan uang untuk membeli narkoba
minuman keras, berbagai cara ditempuhnya untuk memperoleh uang guna membeli
narkoba dan minuman, mulai dari menjual barang-barang yang ada di rumah sampai
habis dan akhirnya melakukan tindak kejahatan mulai dari mencuri hingga
merampok.
Tanpa pendidikan, manusia akan sangat mudah
dipengaruhi dan dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin mencari keuntungan
pribadi, mereka sangat mudah menurut perintah dari para provokator yang hendak
menghancurkan bangsanya seperti yang marak terjadi sekarang ini adalah
terorisme yang banyak melibatkan anak-anak muda karena mereka sangat mudah
diprovokasi dan dicuci otaknya. Selain itu, tanpa pendidikan manusia akan
sangat kesulitan memperoleh pekerjaan karena tidak memiliki keahlian apapun
yang menjadi tuntutan setiap instansi dalam memperoleh pekerjaan.
Menjadi bangsa yang maju dan berkembang
adalah impian setiap negara di dunia. Maju dan tidaknya suatu bangsa sangat
dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dengan pendidikan yang matang, suatu bangsa
akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak mudah diperbudak
oleh pihak lain. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi bangsa yang ingin
maju dan berkembang. Peningkatan mutu pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan suatu bangsa. Pendidikan kita peroleh di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
- Lingkungan
Keluarga
Pendidikan anak yang paling adalah pendidikan
dalam keluarga. Pendidikan keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap pembentukan karakter anak dan menjadi kunci utama dalam membentuk
pribadi anak menjadi baik. Seorang anak yang dididik oleh orang tuanya dengan
penuh kasih sayang akan merasa dihargai dan dibutuhkan, ia pun akan menyayangi
keluarganya sehingga akan tercipta kondisi yang saling menghargai dan saling
membantu. Kondisi tersebut sangat mendukung perkembangan anak karena orang
tualah yang berperan utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam
keluarga yang penuh rasa kasih sayang, menjadikan harga diri anak dapat
berkembang karena ia merasa dihargai, dicintai, dan diterima sebagai manusia.
Dengan kita dihargai dan dihormati, maka kita
juga dapat menghargai orang lain. Keluarga yang menerapkan pendidikan keluarga
dapat menghasilkan anak yang memiliki kepribadian baik. Oleh karena itu,
pendidikan dalam keluarga harus menjadi dasar yang kuat dalam membangun
kepribadian seorang anak.
- Lingkungan
Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan pendidikan kedua
setelah keluarga. Guru menjadi media pendidik dan sumber informasi bagi anak
didik dalam memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Guru berperan memberikan bantuan, motivasi, dan tugas kepada anak untuk melatih
kedisiplinan agar anak memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Di
lingkungan sekolah lebih menekankan pengajaran tentang kedisiplinan, tanggung
jawab, dan ketaatan terhadap aturan-aturan yang berlaku serta norma-norma yang
berlaku di lingkungan masyarakat sehingga anak dapat menempatkan diri dimanapun
dia berada dan bagaimana bersikap yang baik, sopan, dan santun kepada siapapun
terlebih kepada orang yang lebih tua.
2. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga memiliki peran
penting bagi perkembangan anak didik, karena lingkungan masyarakat dapat
memberikan gambaran bagaimana hidup bermasyarakat. Anak didik berinteraksi
secara langsung dengan masyarakat, sehingga masyarakat dapat menilai anak
tersebut apakah dia terdidik atau tidak terdidik.
Dengan pendidikan, dalam diri anak tertanam
pengetahuan yang membuat dia bisa menemukan hal-hal baru yang belum pernah ada
sebelumnya sehingga dapat memajukan diri sendiri dan dapat dimanfaatkan dengan
bijaksana. Selain itu, pendidikan juga dapat menanamkan hal-hal positif sejak
dini terhadap anak didik. Melihat kondisi saat ini, anak didik sebagai generasi
muda penerus bangsa diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak
ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain serta agar tidak mudah diperbudak dan
dimanfaatkan oleh pihak lain.
Akan tetapi, hanya berpendidikan saja tidak
cukup untuk membangun sebuah pribadi yang berkualitas. Manusia yang
berpendidikan tinggi dengan IQ jenius saja tidak menjamin kemajuan bangsanya
jika tidak memiliki karakter yang baik, bahkan mungkin saja malah digunakan
untuk menghancurkan bangsanya demi keuntungan pribadi. Tanpa membangun
pendidikan karakter, seseorang akan tumbuh menjadi seseorang yang mungkin saja
pandai, tetapi miskin spiritual dan emosional. Proses pendidikan tanpa disertai
pembangunan karakter, hanya sekedar menjadi sarana pelatihan dan asah otak,
sedangkan tingkah laku dan moral terabaikan. Pendidikan pada dasarnya bertujuan
membantu manusia menjadi cerdas dan pandai serta menjadi manusia yang baik dan
bijak. Untuk menjadikan manusia cerdas dan pintar bukanlah hal yang sulit
dilakukan, tetapi untuk menjadikan seseorang agar menjadi orang baik dan bijak
itu bukan hal yang mudah dilakukan, bahkan dapat dikatakan sangat sulit.
Kualitas moral generasi muda saat ini boleh
dikatakan menurun, oleh karena itulah perlu diselenggarakan pendidikan karakter
yang meliputi pendidikan moral, pendidikan nilai-nilai kehidupan, religius, dan
budi pekerti di setiap institusi pendidikan. Karakter merupakan pola perilaku
yang bersifat individual. Menurut Williams & Schnaps (1999), makna dari
pendidikan karakter adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh para anggota
sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan masyarakat,
untuk membantu anak-anak dan remaja agar memiliki sifat peduli, berpendirian,
dan bertanggung jawab.
Menurut Lickona, ada tujuh alasan bahwa
pendidikan karakter harus disampaikan yaitu:
- cara
terbaik untuk menjamin anak didik memiliki kepribadian baik dalam hidupnya
- cara
untuk meningkatkan prestasi akademik
- sebagian
anak didik tidak dapat membentuk karakter yang kuat di tempat lain
- mempersiapkan
anak didik untuk menghormati orang lain dan hidup di masyarakat
- berawal
dari permasalahan moral-sosial seperti kekerasan, pelanggaran seksual,
ketidaksopanan, ketidakjujuran, dan etos kerja yang rendah
- persiapan
terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja
- mengajarkan
nilai-nilai budaya
Pendidikan karakter yang diberikan kepada
siswa sebagai generasi penerus bangsa mengarah kepada rasa hormat, tanggung
jawab, jujur, peduli, adil, dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata
lain, pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang bermoral, berakhlak
mulia, berjiwa patriot, tangguh dan kompetitif yang didasarkan oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan karakter didasarkan pada enam
nilai etis yang disebut dengan Enam Pilar Pendidikan Karakter, yaitu:
- Kepercayaan
Anak didik harus mampu jujur, membangun
reputasi yang baik, tidak mencuri, memiliki keberanian untuk melakukan tindakan
yang benar, dan patuh.
2. Respek
Mau menghargai orang lain, toleransi terhadap
sesama, memiliki sopan santun dimanapun berada.
3. Tanggung jawab
Anak didik harus berani bertanggung jawab
atas apa yang telah dilakukan, berpikir sebelum bertindak tentang konsekuensi
atas tindakannya, dan disiplin.
4. Keadilan
Berani memberikan pembelaan kepada yang
benar, berpikiran terbuka dan tidak asal menyalahkan orang lain, bermain sesuai
aturan, mau berbagi dan tidak mengambil keuntungan dari orang lain.
5. Peduli
Membantu orang yang membutuhkan, menunjukkan
sikap peduli, memaafkan orang lain.
6.Kewarganegaraan
Menjadi warga negara yang taat terhadap
peraturan dan hukum, melindungi lingkungan hidup, melibatkan diri dalam
kegiatan masyarakat serta mau dan mampu bekerjasama.
Pada pilar keenam, disebutkan bahwa kita
harus melindungi lingkungan hidup sehingga perlu juga dikenalkan pendidikan lingkungan
hidup di kalangan masyarakat karena pelestarian lingkungan adalah tanggung
jawab seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dasar
demi peningkatan kesadaran masyarakat berperan aktif dalam melestarikan
lingkungan hidup. Jika sebuah bangsa telah memiliki keenam pilar tersebut,
dapat dipercaya, jujur, tidak mencuri, dapat menghargai orang lain, mampu
bersikap sopan, mau bertanggung jawab atas tindakannya, tidak sembarangan
menyalahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, peduli
terhadap sesama, membantu orang yang membutuhkan, menjadi warga negara yang
baik, bisa bekerjasama dengan orang lain, menaati aturan dan hukum, maka akan
terwujud suatu bangsa yang maju dan berkembang serta aman, tentram, damai sejahtera
dan niscaya korupsi dan terorisme dapat diberantas.
Pendidikan Ala Indonesia
Indonesia adalah bangsa yang lekat dengan nilai-nilai historis. Memiliki
keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Dianugerahi kekayaan alam yang
melimpah. Sebagai Negara yang pernah dijajah, kita patut bangga karena berhasil
berjuang bersama melewati masa sulit dan memerdekakan Indonesia. Namun yang
harus kita petik dari peristiwa historis tersebut adalah bagaimana sikap yang
tertanam pada masa itu. Pantang menyerah, patriotik, pekerja keras, jujur,
berbudi pekerti luhur adalah satu dari sekian banyak nilai-nilai historis
keindonesiaan yang harus ditanamkan pada dunia pendidikan.
Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu Negara. Terlepas dari segala permasalahan
yang melilit bangsa ini, pendidikan menjadi bidang yang harus mendapat
penanganan serius dan berkesinambungan dari semua pihak. Mengemas pendidikan
ala Indonesia adalah salah satu langkah solutif yang dapat diambil dalam
menjawab permasalahan diatas.
Dalam penerapannya, pendidikan ala Indonesia tidak hanya mengajarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, akan tetapi lebih mengajarkan nilai historis
keindonesiaan yang meliputi wawasan tentang Indonesia itu sendiri, khazanah
budaya, sumber daya alam yang dimiliki dan cara mengelolanya, sampai kepada
nilai-nilai moral. Hal ini bertujuan agar peserta didik mengetahui dan memahami
apa yang harus dilakukan setelah lepas dari jenjang pendidikan. Bekal
nilai-nilai moral yang disuguhkan pendidikan ala Indonesia akan menciptakan
generasi-generasi yang jauh dari perbuatan amoral. Tidak hanya itu, pendidikan
ala Indonesia akan melahirkan generasi yang memiliki rasa cinta tanah air
sehingga dalam setiap langkah kehidupannya selalu berusaha memberikan yang
terbaik untuk bangsa dan Negara.
Dalam
implementasinya, pendidikan ala Indonesia harus melibatkan pihak keluarga,
sekolah dan masyarakat sehingga ada sinergitas antar ketiganya. Sehingga
langkah awal yang dapat dilakukan adalah menjalin komunikasi yang baik dari
ketiga pihak tersebut. Jika semua terealisasi dengan baik maka kemajuan pada
dunia pendidikan guna menjadi bangsa berkarakter sudah ada di depan kita.
Pendidikan Adalah Kunci Pembangunan kata-kata ini
sangat lah penting untuk rakyat Indonesia,karena sangat lah minim untuk
mencapai kepintaran atau ilmu , dari hasil riset mutakhir adalah bahwa
institusi memegang peran kunci dalam proses kemajuan bangsa. Kualitas
institusi adalah penentu utama kemajuan bangsa. Oleh karena itu upaya
pembangunan bangsa semestinya memberikan prioritas tertinggi pada pembangunan
institusi.
Kualitas kinerja institusi pada akhirnya
ditentukan oleh kualitas manusia-manusia yang melaksanakan fungsi institusi
itu, terutama dalam sikapnya dan kompetensinya. Disinilah kita
melihat jelas peran sentral pendidikan dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Melalui
pendidikan kita dapat menanamkan sikap yang pas dan memberi bekal kompetensi
yang diperlukan kepada manusia-manusia yang menjalankan fungsi
institusi-institusi yang menentukan kemajuan bangsa.
Disini
penting kita bedakan dua sasaran pendidikan.Pertama, membentuk sikap dan
kompetensi dasar yang perlu dimiliki ,oleh setiap warganegara dimana pun
mereka berkarya. Ini merupakan tugas dari Pendidikan Umum atau General
Education.Sedangkan sasaran kedua adalah mendidik sikap dan kompetensi khusus
yang diperlukan bagi mereka yang bekerja di bidang-bidang tertentu. Ini adalah
bidang tugas dari Pendidikan Khusus atau Special Education. Pendidikan
umum membekali anak didik soft skills untuk menjadi manusia dan warganegara
yang baik. Pendidikan khusus memberikan hard skills untuk menjadi pekerja yang
baik.
Pada
hakekatnya Pendidikan Umum wajib diberikan kepada semua anak didik di semua
jenjang, mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (S1). Tentu
materinya disetiap jenjang disesuaikan dengan umur dan tingkat kematangan anak
didik.
Sedangkan
substansi Pendidikan Khusus diberikan sesuai dengan vokasi atau profesi
dipilih oleh siswa atau mahasiswa dalam kariernya nanti. Materi
Pendidikan Khusus diberikan sebagai tambahan - on top - materi
Pendidikan Umum. Dalam pendidikan khusus inilah dibangun antara lain
kemampuan Iptek manusia Indonesia.
Dalam
strategi pendidikan yang utuh, kedua komponen pendidikan ini dirumuskan secara
rinci, konsisten, dan seimbang. Keduanya membentuk kurikulum minimal
pada setiap jenjang pendidikan dengan standard yang berlaku, dan diberlakukan
secara nasional. Tentu ruang untuk muatan lokal harus tetap
diberikan sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah dan kelompok masyarakat.
Inilah
yang saya maksud tadi dengan benang merah substansi pendidikan nasional yang
perlu kita rumuskan secara lebih jelas dan cermat.
Apabila
kita menerima bahwa konsolidasi demokrasi adalah simpul kritis penentu
kemajuan bangsa, maka strategi pendidikan perlu diarahkan sepenuhnya dan secara
nyata mendukung sasaran ini.Pintu masuk kita adalah melalui Pendidikan Umum.
Substansi Pendidikan Umum harus mencakup semua hal yang diperlukan untuk
membekali anak didik agar menjadi pelaku demokrasi yang efektif, yang tahu hak
dan tanggungjawabnya, yang mempunyai komitmen untuk mensukseskan proses
konsolidasi demokrasi.Apabila ini kita lakukan, kita dapat optimis,
risiko-risiko kegagalan demokrasi dalam masa konsolidasi ini dapat diminimalkan Demokrasi
kita akan makin mantap dan institusi-institusi ekonomi akan makin efektif, yang
selanjutnya akan makin memperkuat demokrasi. Interaksi positif atau
virtuous circle terjadi.
Apa
yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan Umum yang memenuhi tuntutan
tersebut ? Ini adalah tantangan bagi para ahli kita untuk merumuskannya.
Disini saya ingin menyampaikan sebuah contoh substansi Pendidikan Umum dari
negara lain untuk jenjang perguruan tinggi (S1).Substansi bagi jenjang-jenjang
di bawahnya tentu perlu penyesuaian-penyesuaian.Contoh ini dimaksudkan semata
sebagai umpan bagi pemikiran mendalam oleh kita sendiri. Kurikulum Pendidikan
Umum di Indonesia tentu harus memasukkan kekhasan budaya dan sejarah kita.
dan
untuk tingkat tinggi yaitu mahasiswa ,mahasiswa merupakan generasi kelas
menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap perubahan penting dan
mendasar di negeri ini. Mulai tahun 1908, lahirnya Boedi Oetomo telah
melahirkan semangat perjuangan melawan kolonialisme dengan cara yang cerdas.
Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga tidak lepas dari peran penting mahasiswa,
berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan 1945. Hingga berturut-turut sejak tahun
1965 dengan aksti Tritura (tiga tuntutan rakyat) yang meruntuhkan kekuasaan
Orde Lama. Pada tahun 1997 dengan gerakan reformasinya, mahasiswa telah
mendobrak ketidakadilan sistem politik dan ekonomi. Kesemua hal tersebut,
membuktikan bahwa terdapat gerakan penting yang sesunggungnya dimotori oleh
peran penting mahasiswa.
Belajar
dari rentetan sejarah ini, tentunya menjadi suatu fakta bahwa peran penting
mahasiswa tidak pernah bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa jelas merupakan
generasi terdepan yang mendapatkan pendidikan (tingi) secara baik dibandingkan
dengan kelompok generasi muda lainnya. Karena mendapat tempaan pendidikan
inilah maka kita senyatanya banyak berharap bahwa stok sumberdaya masa depan
yang berkarakter baik (good character) dan kuat banyak di isi oleh
kaum muda ini. Di samping yang tidak boleh dilupakan adalah juga hight
competency harus dikuasai.
Masa
depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik
ini, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai
pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema
pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing. Sebagai generasi
masa depan, kiranya penting pula mempersiapkan mereka dengan berbagai pola
pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa positif di kalangan mahasiswa,
apalagi di era globalisasi ini. Di tengah percaturan global, maka fungsi
karakter menjadi ‘elan vital’ (daya hidup) bagi kemampuan kita berkompetesi
dengan negara lain. Tanpa karakter, niscaya generasi masa depan bangsa ini
tidak hanya akan terpuruk dalam persaingan global, melainkan akan kian
melemahkan masa depan kebangsaan Indonesia.
Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan
saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
Apa
jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di
bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila
moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan
bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang
hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya,
pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Pemerintah
dan Solusi Permasalahan Pendidikan
Mengenai
masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang
mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk
itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat
dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional,
propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian
masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi
harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita
tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja,
jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih
rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih
menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di
daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai.
Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan
anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka
menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak
ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari
masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era
global.
Kondisi
ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah
minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka.
Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena
itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam
dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah
ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang
kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan
bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa
sangatlah minim.
Sekolah-sekolah
gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar
yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan
birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya,
sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang
kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga
timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar
karena sangat memprihatinkan.”
Adapun
peran pendidikan bagi masa depan, antara lain ialah :
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Sesuai
UUD 1945 alenia 4, tujuan utama dari pendidikan ialah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia agar bisa berpikir positif dalam segala aspek
kehidupan, karena dengan pikiran positif, jernih, dan bebas dari pikiran yang
hanya menuruti hawa nafsulah yang akan menyelesaikan masalah tanpa membawa
masalah lain.
2.
Membentuk akhlak dan pribadi bangsa
Akhlak dan pribadi bangsa tergantung dari bagaimana system pendidikannya.
Apabila sistem pendidikannya baik, maka baik pula akhlak bangsa itu.
Sebaliknya apabila buruk sistem pendidikan bangsa itu, buruk pula akhlak dan
pribadi bangsa itu. Mungkin kita sering melihat dalam sekolah-sekolah
berbasis Islam, banyak siswa-siswi yang melakukan perbuatan yang dilarang dalam
Islam. Pacaran, mabuk-mabukan, tawuran dan sebagainya. Itu menandakan
bahwa sekolah walaupun berbasis Islam sekalipun bisa saja kurang dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam menentukan sekolah yang
baik, karena lingkungan yang baik akan membentuk diri yang baik pula.
3. Belajar
dari masa lampau
Kita
telah terjajah 3,5 abad karena persatuan dan kesatuan kita masihlah sangat
kurang. Nah, tujuan pendidikan ialah agar kita belajar dari masa lampau dan
kita tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kita pasti tidak
ingin terjajah lagi seperti pada zaman dahulu, zaman dimana kita diperlakukan
lebih buruk daripada binatang. Zaman dimana nyawa sama sekali tak berguna
dihadapan bangsa penjajah. Zaman dimana leluhur kita diadu domba, yang
mengakibatkan banyak kerugian di kedua pihak yang diadu domba. Dengan belajar
dar masa lampau, kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi dan
tidak mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya.
4.
Menjadikan pemuda sebagai pemimpin bangsa yang adil
dan bertanggung jawab
Pemuda memiliki
keistimewaan daripada tingkatan usia manusia yang lain. Pemuda memiliki
ketajaman ingatan yang tajam, mudah bersosialisasi, kemudahan untuk berpikir
dan memunculkan ide-ide, suara yang lantang, mental dan jasmani yang sehat dan
kuat, walaupun untuk usia remaja emosi masih tergolong labil, kecuali beberapa
diantara mereka. Dengan labilnya emosi, pemuda mudah terjerumus untuk berbuat
yang menyimpang dari tatanan nilai dan norma dalam masyarakat. Maka, pendidikan
sebagai proses pembudayaan nilai dan norma terhadap peserta didik berperan
sangat penting dalam mengatasi problema kenakalan remaja yang telah merajalela
di masyarakat luas. Dengan pendidikan yang berkualitas, tecetaklah para
pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung jawab, yang akan membawa perubahan
bangsa ini menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
5.
Memberantas kemiskinan dan pengangguran
Terutama pada sekolah yang mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan siswa.
Zaman semakin maju dan berkembang pesat, tantangan yang dihadapi pun semakin
sulit dan rumit. Jika tidak ada keterampilan atau life skill yang memadai. Kita
akan terus tertinggal jauh di belakang. Dengan adanya sarana prasarana
pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita
dapat mengikuti perkembangan iptek yang ada. Tidak mesti harus disekolah, bisa
dikursus, di perpustakaan kota, ataupun kita bisa browsing di internet jika
kita mempunyai fasilitas internet di rumah kita. Dengan berhasilnya kita dalam
suatu pendidikan, baik itu di sekolah, di kursus ataupun di majlis ilmu yang
lain, kita mempunyai bekal untuk bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan khususnya mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dan
kemiskinan dan pengangguran berkurang seiring dengan tingginya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Sumber
: